Jumat, 03 Juli 2009

penting banget (untuk akhwat)

Untuk Para Akhwat.... mari kita Aminkan Doa ini.......
Untuk Para Ikhwan.... Dengarlah Doa Para Akhwat yang sangat merindukan datangnya seorang pendamping.. ..

"Peringatan Rasulullah: "Bukan termasuk golonganku orang-orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak menikah." (HR. Thabrani). "

Apa yang menghimpit saudara kita sehingga MEREKA SANGGUP MENETESKAN AIR MATA. Awalnya adalah KARENA MEREKA MENUNDA APA YANG HARUS DISEGERAKAN, MEMPERSULIT APA YANG SEHARUSNYA DIMUDAHKAN. Padahal Rasululloh berpesan: "Wahai Ali, ada TIGA PERKARA JANGAN DITUNDA-TUNDA, apabila SHOLAT TELAH TIBA WAKTUNYA, JENAZAH APABILA TELAH SIAP PENGUBURANNYA, dan PEREMPUAN APABILA TELAH DATANG LAKI-LAKI YANG SEPADAN MEMINANGNYA. " (HR Ahmad) "


Tuhanku...
Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
Seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu

Wajah tampan dan daya tarik fisik tidaklah penting
Yang penting adalah sebuah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
dan berusaha menjadikan sifat-sifatMu ada pada dirinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup sehingga hidupnya tidaklah sia-sia

Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasihatiku ketika aku berbuat salah

Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika aku di sisinya

Tuhanku...
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Tuhanku...
Aku juga meminta,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku

Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
"Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna."

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan

Amin....

haiiiiiiiiii

dari seorang teman

Hari itu aku tiba-tiba merasa gelisah... Guru agama masih
sibuk di depan kelas, menjelaskan keterkaitan agamaku
dengan agama mesir kuno dan agama orang Karo Kuno yang
menyembah matahari dengan wajah yang begitu bangga...

Aku, yang dibesarkan dalam tradisi Hindu yang sangat kuat..
merasa ada yang salah dengan rasa bangga yang ditunjukkan
guruku di kelas 3 SMP saat itu. Perasaan bangga sebagai
seorang yang kuat dan konsisten terhadap suatu ajaran yang
benar... karena paling dulu ada sebelum agama lain (katanya
begitu...)

Lalu tanda tanya yang besar memenuhi kepalaku..
Kenapa harus menyembah matahari (dewa surya) ?
Kenapa harus menyembah dewa dan batara kalau dewa dan
batara itu diciptakan oleh Sang Hyang Widhi dan hanya
merupakan percikan cahaya dari Sang Hyang Widhi (Yang
Maha Menciptakan) ?
Kenapa tidak langsung saja menyembah sumber cahayanya ?
Kenapa harus melalui perantara para leluhur, kalau Tuhan itu
memang Maha segalanya ?
Mestinya Ia juga Maha mendengar, sehingga ia bisa
mendengar langsung doa dan permintaanku ?

Lalu aku mulai melakukan sesuatu yang lain... Aku tidak mau
lagi melakukan urut-urutan yang seharusnya dilakukan dalam
ritual "mepuspa" dalam persembahyangan yang biasanya
dimulai dengan :
- Menyembah Roh para Leluhur
- Menyembah Dewa Batara
- Menyembah Sang Hyang Parama Kawi/Sang Hyang Widhi..
Aku tetap melakukan puspa 3 kali.. tapi dalam hatiku aku
katakan...
- Menyembah Sang Hyang Widhi..
- Menyembah Sang Hyang Widhi..
- Menyembah Sang Hyang Widhi...
Itu awal kegelisahan dan pencaharianku saat aku mulai
menginjak remaja...

Aku mulai tertarik mengamati agama lain. Kebetulan di
dekat rumah temanku ada sebuah gereja... Tapi aku menjadi
tidak berminat untuk lebih lanjut mencari tahu.. Karena kata
temanku.. dosa orang kristen bisa dihapus dan ditebus oleh
Tuhannya.. Dengan konsep karma phala bahwa setiap
perbuatan pasti berakibat dan reinkarnasi (kelahiran kembali
dimana dosa-dosa terdahulu tetap ditanggung sampai
kelahiran yang akan datang : dengan perubahan wujud
menjadi mahluk lain atau perubahan kasta sesuai dengan
pahala yang dikumpulkan) yang sangat kuat menancap di
otakku, aku langsung menolak hal itu..

Mana bisa dosa dihapus begitu saja dan ditebus begitu saja....
sangat tidak pantas dan terlalu seenaknya.. kasihan sekali
Tuhannya orang kristen itu harus menebus dosa sekian banyak
pendosa.. Apalagi katanya Tuhan itu berputra... Tuhan itu
khan bukan laki-laki atau perempuan... jadi bagaimana dia
bisa berputera ?

Ada masjid di daerah dekat sungai Unda, dimana aku sering
main kesana.. Tapi sungguh Islam itu sangat tidak menarik..
Orangnya judes-judes. .. nggak mau didekati... Apalagi yang
namanya Fatimah... sombong banget.. Mana pakai acara
tidak makan selama sebulan... Kalau sembahyang sangat
tidak sopan karena menunggingi teman dibelakangnya. ..
Kalau menjemur pakaian tinggi-tinggi sampai melewati
kepala... Kepala itu khan sesuatu yang suci... Jadi ?
Bagaimana dong... apakah sebaiknya aku nggak usah
beragama ? Cukup menyembah Sang Hyang Widhi dengan
caraku ?

Lalu aku mulai tertarik mengamati agama Budha.. kayaknya
bagus nih... Orang-orangnya kelihatan tenang dan bersahaja..
Tapi masa iya juga aku harus menyembah "Orang"... Buddha
itu khan seorang awatara atau utusan Sang Hyang Widhi...

Begitulah.. aku dalam kebingungan yang Nyata.... Sampai
kemudian masa SMP ku terlewat dan aku masuk SMA di
Malang, bergabung kembali dengan orang tuaku. Kebingungan
untuk beragama berubah menjadi fanatisme yang justru
begitu kuat dengan agamaku... Hal itu lebih didorong oleh
sikap teman-temanku yang beragama islam.. Mereka katakan
darahku halal untuk ditumpahkan karena aku orang kafir..
Aku tidak berhak menerima foto kopian buku-buku dan
latihan soal dari teman-teman, karena aku orang kafir... Aku
juga tidak boleh menjadi pimpinan redaksi Majalah sekolah,
karena aku orang kafir... Aku tidak boleh kost di suatu
tempat yang aku sangat suka.. karena disana semua
beragama islam... dan yang punya rumah tidak mau ada
orang kafir di rumah itu... Sungguh.. aku benciii.. sekali
dengan agama yang bernama Islam itu... Aku bertekad
membuktikan bahwa Hindu itu adalah agama yang benar...
Tapi ada kesalahan dalam penerapan ajarannya...

Saat kuliah, aku mulai serius mendalami agamaku.. Karena
aku merasa harus meluruskan sesuatu... Tapi yang
mengesalkan. .. tidak seorangpun bisa menunjukkan aku kitab
Wedha.. padahal buku itu khan katanya kitab suci kami.. Aku
bergerilya kesana kemari.. bertanya ke tokoh-tokoh yang
mendalami agama kami.. Tidak seorangpun punya wedha..
Mereka hanya mempelajari kitab-kitab yang ditulis para
empu, seperti Maha bharata, Bagawad Ghita dan
Sarassamuscaya, kita-kitab itulah yang dianggap kitab suci...

Mereka menganggap tidak perlu mengetahui apa isi wedha,
karena toh dengan mengimplementasikan isi kitab-kitab dari
para empu, sudah cukup dan mereka tetap bisa berbuat baik
dan tidak merugikan orang lain, juga tidak melakukan
kerusakan di muka bumi...

Aku Pergi ke pura-pura sampai ke pelosok untuk bertanya
pada pemangku pura.. juga ke departemen agama.. Akhirnya
aku menemukan Wedha di Depag Surabaya. Sangat besar dan
tebal, berbahasa Sansekerta.. . tapi sayangnya tidak boleh
dipinjam, karena katanya hanya orang tertentu yang
disucikan yang boleh membaca.. lagi pula kamu tidak akan
mengerti dan sulit mempelajari karena tulisannya huruf
palawa yang sudah sangat kuno... begitu katanya... Lakukan
saja apa yang diajarkan nenek moyang kita.. Kenapa repot-
repot nyari Wedha..? Kebenaran itu ada dimana-mana, nggak
harus dari buku wedha... lakukan saja hal-hal yang benar..
itu sudah cukup...

Aku sungguh kesal dan putus asa... Kenapa Tuhan seperti
mempermainkan aku...? Aku ingin melakukan hal yang benar...
karena aku mencintaiNya dengan sungguh-sungguh. .. tapi
kenapa Ia seperti tidak membalas cintaku..? tidak
menunjukkan jalan kepadaku..?

Berhari-hari aku tersungkur di kamar kost dengan perasaan
yang sangat hampa...kecewa. .. putus asa... Aku nggak tahu,
apa ada yang melihat aku saat itu bicara sendiri seperti orang
edan... maksudnya sih bicara pada Tuhan... Akhirnya aku
katakan...
Tuhan... sudah bertahun-tahun aku ingin mendekatiMu. ...
Aku sungguh sangat lelah... karena aku rasanya tak pernah
bisa meraihMU...
Aku tidak mungkin meninggalkanMu, karena aku merasa
sangat mencintaiMu. ..
Tapi aku sudah sangat lelah karena tidak bisa menemukan
cara untuk mendekatiMu. ..
Tolong tunjukkan jalan itu padaku... atau aku tidak akan
beragama sama sekali...
Tolong beri aku teman yang bisa menjawab pertanyaanku. ..
setidaknya menunjukkan jalan untuk mendekatiMU. ..
Sungguh.. kalau dalam waktu dua minggu ini aku tidak
menemukannya. .. aku akan memutuskan untuk tidak
beragama... karena bagiku semuanya salah...

Lalu apa yang terjadi ? Dua minggu kemudian aku bertemu
teman baru dalam suatu kejadian yang bersifat sangat
kebetulan.. Dia beragama Islam... tapi bukan orang yang
alim.. karena dia tidak pernah shalat.. bapaknyapun kristen,
tapi ibunya islam... Tapi dia punya pengetahuan dan
wawasan yang terbuka luas... Entah bagaimana mulanya
kami berdiskusi masalah agama... Diskusi yang tiba-tiba jadi
begitu intens.. Seringkali terjadi perdebatan yang seru.. dan
sering diakhiri dengan kemarahan dan bentakan-bentakan. ..
Herannya.. kami tidak pernah berhenti memulai diskusi lagi
hari berikutnya.. .

Dari dia, kemudian aku mendapat pemahaman baru tentang
Islam.. pemahaman baru tentang shalat yang dulu aku
anggap sangat tidak sopan... Pemahaman tentang puasa...
Dan tentang Muhammad sang Nabi... Aku jadi sangat
terkejut, saat teringat ajaran tentang awatara... bahwa
akan datang awatara ke 10 yang bernama Mahamattan.. .
Apakah dia itu Muhammad ?

Tapi entah kenapa ada perasaan berat untuk mengakui itu
semua adalah suatu kebenaran.. Ada semacam perasaan
gengsi.. Juga perasaan malu dan takut... Ada sesuatu yang
berat untuk dilalui...

Sampai akhirnya aku lulus dan pindah ke Surabaya.. Kontak
kami masih terus berjalan... Teman diskusiku pun sudah
banyak berubah.. Ia mulai shalat... setelah 12 tahun
ditinggalkannya. .. Aku, sampai saat itu dalam hati sudah
mengakui Islam sebagai suatu kebenaran.. Tapi ada suatu
beban, entah apa.. yang sungguh berat yang mengganjal,
untuk menjadikannya sebagai agamaku..

Sudah menjadi kehendak Allah aku kost di sebuah rumah
orang kristen, tapi anak kostnya semua Islam.. Mereka
sungguh teduh dan bersahabat.. bayangan orang Islam yang
judes dan galak sudah tidak ada lagi... Mereka memberi
masukan-masukan. . Yang aku ingat betul suatu kalimat...
"Mungkin agama mbak saat turun juga agama yang benar...
tapi dalam perjalanannya telah banyak diselewengkan. .. Jika
diibaratkan kurikulum... Islam adalah revisi terakhir dari
semua kurikulum yang sudah ada...

Sungguh tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang pasti...
Baiklah.. aku akan mengikuti kurikulum terakhir... Apapun
resikonya... termasuk kehilangan hak menjadi seorang "Anak
Agung Istri" (Aku terlahir sebagai perempuan dengan kasta
ksatria, yang otomatis hilang jika melakukan pernikahan
dengan kasta di bawahnya, atau pindah agama). Akupun
mengucapkan dua kalimat syahadat...

Aku mulai belajar shalat... Aku dituntun oleh suatu kekuatan...
yang mempermudah semuanya... Aku seperti mendapat
pelajaran dalam mimpi saat tertidur.. sehingga saat
terbangun aku dengan mudah hafal gerakan dan bacaan shalat...

Sudah kehendak Allah pula aku kemudian pindah kost dekat
masjid, disana ada pengajian rutin tiap senin yang diisi oleh
seorang Ustadz, mengkaji kandungan Al Quran... yang
sungguh mengukuhkan keputusanku. ..

Demikianlah. ..
Aku akhirnya "menemukan" Tuhan...
Perasaan rinduku... tiba-tiba seperti terbalas tuntas...
Cintaku tidak bertepuk sebelah tangan...
Aku merasakan begitu nikmatnya saat-saat shalat...
Perasaan seorang pencinta yang bertemu dengan Yang sangat dicintai..
Indah sekali...
Subhanallah. ..