Ya Nabi…I Love you
Duhai Nabi
Duhai Nabi hari ini mereka menghinamu.
Kutahu ratusan, ribuan bahkan jutaan hinaan tak akan sanggup menghapus kemulyaanmu. Tapi ya Nabi, yang bisa kami lakukan hanyalah merasakan kepedihan dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Berdegup pilu dalam kalbu, menggigil badan menahan campuran kemarahan, kesedihan dan ketidakberdayaan.
Ya Nabi, mereka menghinamu….
Mereka tak tahu akan keagunganmu.
Mungkinkah karena kebodohan kami yang tak mampu meneladanimu sehingga mereka tak tahu tentang dirimu.
Mereka tak tahu keagunganmu.
Engkaulah yang meninggalkan kasur nyaman untuk pergi ke gua hira.
Memikul beban dari tuhan untuk kau sebarkan.
Mereka katakan tentang kebebasan…
Tahukah mereka engkaulah sumber inspirasi kebebasan
Bilal sanggup menahan batu dan terik karena inspirasimu
Satu – satu – satu gumamnya menggemakan ajaran tauhidmu
Dan keteguhan bilal menginspirasi Abu bakar untuk membebaskannya
Engkaulah inspirasi kedermawanan.
Tahukah mereka engkaulah yang menginspirasi Usman bin Affan untuk membeli sumur
bagi keperluan masyarakat yang kelaparan
Tahukah mereka bahwa engkau sangat menghormati wanita…
Tak pernah kau lupakan Khadijah yang selalu menemani perjuanganmu
Dihormati budak wanita yang telah diberikan padamu
Didudukkan kehormatan wanita Yahudi menjadi istrimu
Dilindungi janda-janda shabat yang meninggal dalam rumahmu
Mereka katakan tentang perdamaian…
Tahukah mereka bahwa engkau tak mendoakan buruk pada penduduk thaif.
Engkau malah mendoakan mereka agar mendapatkan hidayah…
Walau sebelumnya engkau dilempari kotoran dan batu seperti orang hina
Tahukah mereka bahwa engkau begitu perhatian pada wanita yahudi yang sakit
Padahal wanita yahudi itu setiap harinya melempari kotoran jika engkau lewat
Tahukah mereka bahwa engkau sanggup mendamaikan dendam abadi
Dendam Suku Aus dan Kahraz di Madinah
Merekalah Anshor pengikut setiamu
Merekalah yang sanggup menawan dirimu
Kau katakan para Thulaqa telah membawa harta rampasan perang
Untuk Anshor adalah dirimu…
Tahukah mereka tak ada darah yang tercurah ketika pendudukan mekah.
Semua quraisy diampuni, padahal mereka telah memerangimu…
Menghinakanmu…
Mengambil hartamu….
Engkau maafkan mereka tanpa kecuali…
Sehingga Khalid bin Walid pun menjadi pengikut setiamu.
Tahukah mereka???
Duhai nabi , apa yang harus kulakukan…
Saat teman muslim tak lagi merasa sakit ketika engkau dihinakan.
Bukan kah engkau yang selalu tak nyaman memikirkan kami
Engkau berkata ummati… ummati… ummati….
Saat engkau akan menghadap Robmu yang begitu kau cintai
Bukankah engkau begitu murka ketika seorang wanita muslim dilecehkan
Kau kobarkan perang demi harga kemuliaan wanita
Engkaulah yang berdoa qunut nazilah untuk merobekkan kisra
Saat utusanmu kau hinakan.
Engkau selalu berfikir tentang kami…
Bahkan kelak di Yaumul kiamat engkau masih memikirkan kami
Ya Nabi haruskah kami berhenti di sini
Saat robmu telah berkata untuk selalu meneruskan perjuanganmu…
Sesunguhnya Muhhamad hanyalah seorang rasul,
Sungguh telah berlalu rasul terdahulu…
Maka apakah jika Muhammad mati atau terbunuh , kau akan berbalik ke belakang?
Ya Rabb…
Apa yang harus kami lakukan sekarang …
Apakah kami seperti Nabi yang mendoakan penduduk thaif
Atau mendoakan kerajaan Kisra?
Beri kami hidayah ya Rab
Untuk selalu bertindak tepat seperti Nabi kami…
Jangan biarkan kami terjebak dengan permainan mereka
Jangan biarkan tangan kami berlumur darah
Kami bisa ledakkan bom, racuni sungai, penggal kepala…
Tapi itu hanya membuat mereka semakin berpikir salah tentang Nabi kami
Ya Allah haruskah kami berqunut bersama
Agar engkau turunkan badai salju pada mereka
Atau gempa teknonik serta epidemi penyakit
Atau tsunami…
Atau Engkau akan beri kami kekuatan…
Kekuatan untuk tetap menghargai Nabi kami
Kekuatan untuk selalu bersama memancarkan keindahan Islam
Kekuatan yang menyebabkan mereka terpikat oleh cahaya-MU
Ya Allah engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
Lakukanlah apa yang terbaik bagi kami
Agar bisa berhenti dari pedih ini.
kepedihan dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Berdegup pilu dalam kalbu, menggigil badan menahan campuran kemarahan, kesedihan dan ketidakberdayaan…
penulisnya adalah okalaksana bisa dilihat di http://okalaksana.multiply.com
BalasHapus