Minggu, 28 Juni 2009

hijab

BismillaaHir Rohmaanir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allohu Ta'ala. kita memujiNya meminta pertolongan kepadaNya dan memohon ampunanNya, serta berlindung kepada Alloh dari kejelekan diri diri kita dan dari kejahatan amalan amalan kita. Barangsiapa yang Alloh beri petunjuk padanya, maka tiada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Alloh sesatkan, maka tiada yang bisa menunjukkinya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allohu Ta'alaa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

Amma ba'du

HIJAB, TOLOK UKUR MENILAI KEPRIBADIAN MUSLIMAH

Keutamaan Hijab:

· Hijab itu adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mewajibkan ketaatan kepada Allah
dan Rasul-Nya berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak pula bagi
perempuan yang mu'minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu
ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat,
dengan kesesatan yang nyata." (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang jahiliyah." (Q.S. Al-Ahzab: 33)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari
belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka."
(Q.S. Al-Ahzab: 53)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." (Q.S. Al-Ahzab:
59)

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda: "Wanita itu aurat"
maksudnya adalah bahwa ia harus menutupi tubuhnya.

· Hijab itu 'iffah (kemuliaan)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kewajiban menggunakan hijab
sebagai tanda 'Iffah (menahan diri dari maksiat).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (Q..S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan
diri dari perbuatan jelek (dosa), "karena itu mereka tidak diganggu". Maka
orang-orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah "karena
itu mereka tidak diganggu" sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh
wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi
mereka.

· Hijab itu kesucian

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang
tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka." (Q.S. Al-Ahzab: 53)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyifati hijab sebagai kesucian
bagi hati orang-orang mu'min, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak
melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang
tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak,
karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya." (Q.S.
Al-Ahzab: 32)

· Hijab itu pelindung

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalambersabda:
"Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan perlindungan"
Sabda beliau yang lain:
"Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya diselain rumahnya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya." Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.

· Hijab itu taqwa

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik." (Q.S. Al-A'raaf: 26)

· Hijab itu iman

Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak berfirman kecuali kepada
wanita-wanita beriman: "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman." (Q.S.
An-Nur: 31). Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman: "Dan istri-istri orang
beriman." (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim
menemui Ummul Mu'minin, Aisyah ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: "Jika
kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian
wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan
nikmati pakaian itu."

· Hijab itu haya' (rasa malu)

Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:
"Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu."

Sabda beliau yang lain:
"Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga."
Sabda Rasul yang lain:
"Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya
di angkat maka yang lainpun akan terangkat."

· Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)

Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib Radiyallahu 'anhu berkata: "Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang 'ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu?
Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu."

Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:

1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling rajih / terang
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparan.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.

Jangan berhias terlalu berlebihan

Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi
anda bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri
sebagai wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab.. Mereka
tidak menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj
sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.

Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan wanita itu, lalu
Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-orang Mu'min di atas
ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita itu dengan cara-cara kotor
untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan memproduksi jilbab dalam berbagai
bentuk dan menamakannya sebagai "jalan tengah" yang dengan itu ia akan
mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana pengakuan mereka- dan pada saat yang
sama ia dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.

Kami dengar dan kami taat

Seorang muslim yang jujur akan
menerima perintah Tuhannya dan segera menerjemahkannya dalam amal nyata, karena
cinta dan perhomatannya terhadap Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan
taat kepada sunnah nabi-Nya dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat
yang berpaling dari kenyataan yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali
yang ia nantikan. Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan
kepada-Nya dan kepada rasul-Nya
"Dan mereka berkata: "Kami telah beriman
kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya)." Kemudian sebagian dari
mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang
beriman. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak
untuk datang." (Q.S. An-Nur: 47-48)

Firman Allah yang lain:
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung." Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan
rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah
orang-orang yang mendapatkan kemenangan." (Q..S. An-Nur: 51-52)

Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: "Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau berkata:
"Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka." Aisyah berkata:
"Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan demi Allah, saya
tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan lebih meyakini
ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun kepada mereka ayat:
"Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya." (Q.S. An-Nur: 31) Maka
para suami segera mendatangi istri-istri mereka dan membacakan apa yang
diturunkan Allah kepada mereka. Mereka membacakan ayat itu kepada istri, anak
wanita, saudara wanita dan kaum kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara
wanita itu kecuali segera berdiri mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi
kepala dan wajahnya, karena percaya dan iman kepada apa yang diturunkan Allah
dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan) di belakang Rasulullah Shalallahu
'alaihi wassalamdengan kain penutup seakan-akan di atas kepalanya terdapat
burung gagak."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar